batang-batang bintang yang menyusun pagar langit telah simpan perih
menit jam memejam tapi marus jarum itu masih memburuku hingga ke balik-balik rumrum punggung matamu aku
kesepian batu kesekian terundak memapah babi-babi penuh luka di pundak sajak sajak cinta: rahasia yang selalu
kau kira lebih renta dari usia dusta saat paling gentar menginginkanmu adalah ketika ranting bakau memelukmu dari
belakang sebelum kekunang menyiangi jejak bulan dari kubang kenangan yang pelan-pelan ruyup dan melangkah ke
tepi ranjang menjura sekarat mimpi: hai surup sungai yang tak pernah sampai mungkin dadaku akan terus menetes
di atas pualam rambutmu, kejutan dalam hidupku serupa amsal rintik embun di ubun karang dalam kisah para nabi yang
menggali liang kuburnya sendiri setakzim malam dan suruk pagi
|