Menawar Air Mata

duduk di ruang tunggu, kegelisahan
menghadirkan laut yang sarat kebimbangan
ombak tak lagi mengkaramkan kemuraman
karena badai telah menawarkan perdamaian
pada pilihan pelayaran yang tak bisa ditolak!
gelombang adalah jiwa menganga
debur pantai jadi kerinduan
pantai tiada berbanding

biarkan aku menawar air mata
menyambut pelabuhan tiada bernama
bencana terlanjur menjelma bahagia
tanpa sanggup memperhitungkan luka.
dan bola mata terpecah, lenyap dalam
keluasan samodera. keriput waktu
menorehkan pertempuran baru: kurusetra nasib!
ah, haruskah aku memindah-pindahkan surga?
membebaskan keperihan semata sebagai
ketulusan pengorbanan. maka, kematian
tak lebih pelengkap kemungkinan

Thursday, November 6, 2003 7:25 AM

 


 

Full name:
Email address:
Comment: