Perjalanan Memuja Nurani

semuanya terserah pada mata dan jiwa kalian.............

apakah kalian mendukungku,
apakah kalian menyalahkanku,
apakah kalian menemaniku,
apakah kalian mencintaiku,
apakah kalian meludahi wajahku,
apakah kalian mencabikku,
apakah kalian menyesalkanku,

aku sama sekali tidak bisa menyisakan tempat di dadaku yang sesak untuk rasa peduli
dan aku telah dibutakan oleh kejenuhan yang sangat menyakitkan.............

aku ingin pergi.......sendiri
aku ingin menyaksikan diriku terbaring di samping kalian yang bersikap apapun
aku ingin melihat hitam putih hati nurani kalian.......sendiri.........
aku ingin mewujudkan impianku sendiri.........

jika ini merupakan sebuah dosa besar seperti yang kalian hujat,
dan jika ini merupakan sebuah tindakan yang terbodoh seperti yang kalian haramkan,
dan aku terengah datang dengan hati yang berkeringat lelah yang mencoba
bertanya sebab-akibat dari perjalanan yang semakin membingungkan ini,

kalian tidak mampu menunjukkan hujatan yang terlontar sekeras halilintar itu !
kalian hanya bisa berbuih di sudut bibir dengan kata yang selalu dilantunkan

andaikata.........kelak..........nantinya..........pasti..........jaminan.…..
di sebuah tempat yang semua waktunya penuh gelimang desah nikmat
di atas seonggok bukit yang dirindangi buah yang tak pernah busuk
di sebuah lembah hijau yang berkalung sungai dan cumbuan burung
adalah batin terindah dari setiap nyawa

tak pernah menyapa hangat hatiku yang kedinginan........
hanya melirik sekilas dan dilemparkannya aku ke sudut tanggung jawab..........

biarkan aku menyayangi hatiku !
biarkan aku menjadi budak sukmaku !
biarkan aku menikmati menjadi yang ternoda !
biarkan aku menghormati semua kepala !
biarkan aku mencuri kasih sang nafsu !
biarkan aku menempuh takdirku !
biarkan aku menumpahkan tangis terpedih di kalbu kalian !

bahagia tak pernah ingkar janji untuk melenakan kalian
........bila duri yang bernafas ini tercabut dari daging !
gembira adalah kawan setia bahagia selamanya yang selalu membuai kalian
........bila mata kalian yang luar biasa itu bebas dari debu yang selalu bertanya !
pujilah nama tertinggi yang kalian jadikan sumber anugerah
........bila aku telah dinyatakan hampa dan tidak berada !

dosa adalah noda dan neraka adalah istana penyesalan
siksa adalah pembersihan dan tangisan adalah abadi
pahala adalah pengikatan dan sorga adalah kelegaan jiwa dan nurani
semuanya tanpa akhir dan tidak sedikitpun kebosanan yang menyesatkan
kabur........buram........membingungkan mata hatiku

aku mengemis pahit manisnya kehidupan di bawah telapak kalian...........
siapakah yang akan mencegah aku pergi ?
siapakah yang mampu membantu membenahi kerusakan yang telah aku lakonkan ?
siapakah yang bersedia berbagi membawakan beban ?
siapakah yang rela dan tulus memeluk rasa sakitku barang sedetik ?
jawabnya sudah bersemanyam di puncak keyakinanku sebagai sang dogma
aku........semuanya aku...........akulah satu-satunya........

bisakah aku mempercayai kalian yang berkata sanggup ?
bisakah aku melihat kalian menahan terkuaknya jeritan kesakitan ?
bisakah aku mengatakan kalian mahkluk pengecut ?
hanya desahan berat yang terhembus dari gelapnya jiwa............

satukanlah perasaan dan bunuhlah kecurigaan...................

aku memang seorang pengecut yang lebih akut ketika aku menjauhi kehidupan
aku ternyata menjadi sepotong pecundang ketika aku lari dari dunia nyata
aku seonggok tahi anjing yang tersapu kasar oleh norma-norma
aku adalah hati yang sepenuhnya aku ketahui
aku mengikatkan diri pada tiang-tiang penyesalan di neraka
aku memandikan nurani dengan pedihnya siksaan
aku mengharumkan seluruh detak darah busukku dengan panasnya bara

biarkan terbang bebas seluruh kata-kata
untuk hinggap di puncak ketidak-tahuan orang-orang

biarkan kepak sayapnya mengabarkan penyesalan yang aku cumbui
di sana, di ujung rasa penasaran yang nafasnya memburu
biarkan bulu-bulunya jatuh sebagai bahan gunjingan kegusaranku
di sana, di puncak pemuas segala penyimpangan
biarkan kicaunya menyanyikan tangisanku yang aku beli
di sana, di atas segala pemurnian dan semakin membingungkan

wahai kalian yang agung dan di atas segalanya,
aku hanya ingin bebas mengenyangkan hatiku lapar !
wahai kalian sang penguasa cerita-cerita,
aku hanya ingin sekedar merenggangkan kekakuan dosa-dosa,
agar menghadiahkan rasa kebebasan yang benar-benar aku kagumi,
dengan pijitan dan usapan bara api neraka !
wahai kalian yang mengibarkan bendera penjualan diri,
aku sangat keberatan sekali mengarahkan mataku ke kibaran bendera kalian,

aku akan pergi............sendiri.................
tanpa siapapun kecuali semesta kebusukan melayang-layang
mengitari jalanku.............

aku akan mulai melangkah...........sendiri...........
menandai tempat jasadku yang sama sekali bukan apa-apa

di depan mataku kengerian tarian neraka - begitu menghiburku
di pelupuk mataku terasa sudah gelinjang lambaian sorga - mencuri hatiku
di atas sukmaku berterbangan dengan riang menjatuhkan - kebebasan dan gelak tawaku
di bawah nuraniku berangkai duri-duri yang membara menyuguhkan - jeritanku
semua menyambut kedatanganku sedang kehausan dengan pengetahuan - memuaskanku

semua tempatku yang menyimpan jutaan kesempatan
telah habis ditumbuhi benalu kejengkelan
segala sumber waktu yang bisa mengangkatku
telah dipersempit oleh batasan-batasan yang mengatasnamakan nasib
kekuatan tanggung jawabku telah dikaburkan
oleh penglihatan pikiranku yang haus dan butuh tetesan waktu yang menyejukkan
semuanya yang menjadi susunan jiwaku
telah lenyap dimakan ketidaksadaran diri
semuanya...............segalanya...............

begitu cantik dunia bila aku adalah kosong
begitu sejuk suasana bila aku adalah hampa
begitu tentram kekerabatan bila aku adalah tak ada
begitu damainya aliran jalan darah bila aku tidak bernyawa !

memaksa semua yang ada pada diriku untuk menjumpai sang raja diraja,
mempercayai dengan tulus akan kasih dan maaf dari sang pemilik roh,
untuk bertemu sebagai dua benda yang yang dipisahkan oleh bentuk dan kekuasaan,
berbekal semesta sesal yang senantiasa ada di sampingku di kala pertemuan itu.

aku menyelami hatiku sendiri
aku meraba kelembutan dan kekasaran jiwaku
aku merasakan pergolakan dan kebekuan bathinku
aku mencumbui setiap kegelisahan kalbuku
aku mengunjungi setiap sudut gelap di relung hati
aku membenci setiap pesta keramahan di benakku
aku melihat kebersihan yang semakin tersingkir di bawah kepedulian
aku menyusuri setiap liku-liku jalur menuju kekacauan gejolak impian
aku mengenal aku
aku dikenal sang SATU
aku akan pergi memeluknya
 
 

Full name:
Email address:
Comment:
  

26 Agustus 2003, 9:33 Am