Kadang aku jatuh cinta. Entah pada siapa. Hanya mencinta tanpa
dicintai. Rindu pada sesuatu yang tak ada. Mungkin aku hanya mencintai rasa yang tumbuh, euphoria yang membuncah, bermain
bersamanya, kemudian meninggalkannya jika bosan. Namun akan selalu kembali untuk mencintai. Aku tak juga jera mencinta.
Indah.
Aku cinta diriku ketika aku jatuh cinta. Jiwaku benyanyi riang. Kehangatan menyelusup masuk dalam batinku. Duniaku mekar.
Harum yang selalu kucari. Matahari hanya menyinariku. Hujan tercipta untukku, dan pelangi tersenyum padaku. Hanya aku. Langkahku
ringan. Tidak, aku tak melangkah ketika jatuh cinta. Aku melayang bersama angin. Hinggap di tempat yang kusuka. Berpijak di
tanah yang kuinginkan. Bersua dengan euphoria kembali dan melambaikan selamat tinggal pada luka. Tinggal di sana sampai aku
ingin pergi. Lagi. Dan angin kembali menghantarku. Ia sahabatku yang paling setia.
Namun aku benci ketika aku tak
mencinta. Aku hampa. Jiwaku terbang bersama angin tanpa diriku. Aku sendirian. Aku bosan. Aku kesepian menunggu kapan jiwaku
kembali. Luka yang kutinggalkan kembali menyapaku. Membawa sakit menusuk. Merobek hati kosong yang ditinggalkan oleh jiwaku.
Hanya dingin dan pedih yang dapat kurasakan. Aku ingin kehangatan itu kembali.
Jatuh cintaku manis. Memenuhi ruang
yang kosong. Memanaskan darahku. Menyejukkan batinku. Aku selalu rindu jatuh cinta. Aku ingin terus jatuh cinta. Aku tak ingin
tak lagi bisa mencinta.
Hanya saja, saat ini aku tak bisa mencinta. Jiwaku tengah berkelana seorang diri. Mungkin
menemui sesosok jiwa lain dalam kehampaan yang ia tinggalkan untukku. Jika angin hendak menyampaikan, aku titip salam cinta
untuk jiwaku yang tengah bercengkrama. Ketika jiwaku kembali, aku ingin ia bercerita tentang rendezvous-nya. Dan suatu saat
nanti, angin akan kembali mengantarku. Dipandu oleh jiwaku. Bertemu jiwa yang sering bersua jiwaku dalam kehampaan. Namun
kali ini aku berjumpa tidak dalam kehampaan, melainkan dalam kehangatan cinta. Aku hinggap di sampingnya dan tak lagi pergi.
Angin hanya menghantarku sekali jalan. Tak membawaku pulang. Lalu, akankah aku berhenti jatuh cinta?
(03 Januari 2003
– 11.15 AM)
|