Sebab Cinta Adalah Dusta

Mungkin aku telah salah menilai sikapmu. Aku tahu, yang kau cari bukan pria macam aku. Aku bukan pria yang bisa memikat hatimu, bukan juga pria yang bisa mematahkan semua idealismemu, bukan. Aku tak lebih dari sekedar pria yang numpang lewat dalam kehidupanmu. Aku tak tahu, jika saat ini mungkin kau menginginkan aku pergi dari kehidupanmu secara diam-diam. Karena jelas, tidak mungkin kau mengusirku terang-terangan. Karena bagaimanapun kau akan merasa bersalah. Bukankah kau pernah berjanji setia?

Aku tak seharusnya menginginkan diakui sebagai aku yang dikenal olehmu hanya semata-mata huruf. Ya, hanya huruf-huruf! Aku harus menyadari bahwa aku telah dijadikan sebagai dadu olehmu. Bukankah laki-laki terbiasa menjadikan hidupnya sebagai permainan? Lagi-lagi aku harus mengakui, bahwa akulah taruhan dalam permainanmu kali ini. Jujur, aku terlanjur jatuh cinta pada matamu. Aku telah benar-benar terbiasa memahami sorot tajam matamu. Lantas, salahkah aku jika aku telah dengan benar-benar jatuh cinta? Bukan semata-mata dadu yang dilempar ke udara, atau sebuah pertaruhan antara dua sisi mata uang.

Tapi mungkin harus kuakui, aku benar-benar kalah. Aku harus menjadi pecundang pada permainan kali ini. Selamat! Kau yang memenangkannya! Matamu ternyata tak pernah menyimpan cinta untukku, pun juga hatimu. Maka kubiarkan luka ini terbakar lagi. Menjadikannya abu mungkin lebih baik. Agar tak lagi kukenali sosok cinta, agar tak lagi kucium harum cinta, takkan lagi kutemui keindahannya. Sebab aku telah menjadi abu. Biarkan mataku tertutup atas segala hal yang berlabel cinta. Sebab Cinta Adalah Dusta!!! 

22 Agustus 2003, 4:29 Am

Name
Email address:
Comment: