Dari dinginnya pagi di ujung Jakarta menjemput pantai, kau datang. Dengan
wajah rembulanmu, yang lembut kau sapa mentari. Sementara kemudian kau hilang dan lelap dalam gelombang segara yang luas,
menuju tengahnya yang dingin biru mengambang.
Kala hari menyambut sunyinya senja merah jingga, kau hadir kembali, dengan
wajah rembulan yang lembut kau ucapkan "Selamat Malam Mentari". Kemudian kau hadir dalam malam, bersinar indah dalam sunyinya
mimpi.
Lalu kau berubah dalam hatiku menjadi badai, yang menghempaskan segala rasaku yang mengendap dan mati rasa.
Kau sadarkanku akan segala keindahan yang kau hadirkan dalam senyummu.
Kemudian hari kau isi dengan aromamu yang merebak
ratus cendana dan rempah nirwana. Kau bius aku dalam pesonamu. Badaimu halus, menghempasku dalam ruang tak berbatas. Aku hilang,
hampa namun jatuh cinta.
Entah berapa lama waktuku kau hentikan, hanya untuk memandangmu menari dalam gerak lembut
tanpa gravitasi. Mataku buta akan segala kecuali dirimu, yang semakin bersinar indah dalam aura biru pesonamu.
Saat
hari menggenap dasa, kau ucapkan kata berpisah. Dan sadarkanku saatnya telah usai bagiku, berenang dalam pesonamu.
Kemudian
kau pergi dan hilang meninggalkanku dalam badai. Badai yang kau ciptakan dengan manismu.
Utk Badai
Terindah
|