Untuk Badai Terindah

Dari dinginnya pagi di ujung Jakarta menjemput pantai, kau datang. Dengan wajah rembulanmu, yang lembut kau sapa mentari. Sementara kemudian kau hilang dan lelap dalam gelombang segara yang luas, menuju tengahnya yang dingin biru mengambang.

Kala hari menyambut sunyinya senja merah jingga, kau hadir kembali, dengan wajah rembulan yang lembut kau ucapkan "Selamat Malam Mentari". Kemudian kau hadir dalam malam, bersinar indah dalam sunyinya mimpi.

Lalu kau berubah dalam hatiku menjadi badai, yang menghempaskan segala rasaku yang mengendap dan mati rasa. Kau sadarkanku akan segala keindahan yang kau hadirkan dalam senyummu.

Kemudian hari kau isi dengan aromamu yang merebak ratus cendana dan rempah nirwana. Kau bius aku dalam pesonamu. Badaimu halus, menghempasku dalam ruang tak berbatas. Aku hilang, hampa namun jatuh cinta.

Entah berapa lama waktuku kau hentikan, hanya untuk memandangmu menari dalam gerak lembut tanpa gravitasi. Mataku buta akan segala kecuali dirimu, yang semakin bersinar indah dalam aura biru pesonamu.

Saat hari menggenap dasa, kau ucapkan kata berpisah. Dan sadarkanku saatnya telah usai bagiku, berenang dalam pesonamu.

Kemudian kau pergi dan hilang meninggalkanku dalam badai. Badai yang kau ciptakan dengan manismu.

Utk Badai Terindah

Name:
Email address:
Comment:
  

Thursday, October 2, 2003 9:15 PM